Mukaddimah
Barangkali ada sebagian penggemar yang karena saking kagumnya atau pedagang batu cincin yang karena ingin melariskan dagangannya berdalil dengan hadits tentang keutamaan batu akik. Siapa yang tidak tahu batu akik? Tetapi apakah dapat dibenarkan berdalil dengan hadits tersebut. berikut uraiannya!!
Naskah Hadits
Barangkali ada sebagian penggemar yang karena saking kagumnya atau pedagang batu cincin yang karena ingin melariskan dagangannya berdalil dengan hadits tentang keutamaan batu akik. Siapa yang tidak tahu batu akik? Tetapi apakah dapat dibenarkan berdalil dengan hadits tersebut. berikut uraiannya!!
Naskah Hadits
ŲŖَŲ®َŲŖَّŁ
ُŁْŲ§ ŲØِŲ§ْŁŲ¹َŁِŁْŁِ ŁَŲ„ِŁَّŁُ ŁَŁْŁِŁ Ų§ŁْŁَŁْŲ±َ
Bercincinlah dengan batu akik sebab ia dapat menghilangkan
kefakiran
Takhrij Ringkas
Hadits ini diriwayatkan oleh ad-Dailami, dari hadits Anas, Umar, Ali dan Aisyah dengan sanad-sanad yang beragam.
Di dalam kitab al-Yawaqit karya Muthriz disebutkan bahwa Ibrahim
al-Harbi ditanyai mengenai hadits ini, ia mengatakan, ‘Shahih.’ Ia berkata pula,
diriwayatkan juga dengan lafazh ‘Tahattamu’ (dengan huruf Ha’ sebagai
ganti huruf Kha’-red), artinya berdiamlah di Aqiq dan menetaplah di sana.
Menurutku (Imam as-Suyuthi), Ibn Adiy meriwayatkan dengan sanad Dha’if (lemah)
dari hadits Aisyah secara Marfu’ denga lafazh, Takhrij Ringkas
Hadits ini diriwayatkan oleh ad-Dailami, dari hadits Anas, Umar, Ali dan Aisyah dengan sanad-sanad yang beragam.
ŲŖَŲ®َŲŖَّŁ
ُŁْŲ§ ŲØِŲ§ْŁŲ¹َŁِŁْŁِ ŁَŲ„ِŁَّŁُ Ł
ُŲØَŲ§Ų±َŁٌ
Bercincinlah dengan batu akik sebab ia diberkahi
(Lihat buku rujukan kita, ad-Durar al-Muntatsirah Fi al-Ahadits al-Masyhurah karya Imam as-Suyuthi, hal.101, nomor 164)
Komentar Terhadap Hadits
Peneliti (Penahqiq) buku rujukan di atas (ad-Durar al-Muntsirah), Syaikh Muhammad Luthfi ash-Shabbagh berkata, Kualitas hadits ini adalah MAWDHU’ (PALSU) . Lihat rujukan-rujukan berikut:
- al-Maqashid al-Hasanah, hal.153
- Tamyiz al-Khabits, hal.55
- Kasyf al-Khafa’, I:299
- Al-Kamil karya Ibn ‘Adiy, VII:2604
- Tarikh Baghdad, XI:251 dengan lafazh, “…..Fa Innahu Mubarak”
- Dha’if al-Jami’ ash-Shaghir, 2411, ia (Syaikh al-Albani) berkata, “Maudhu’ (Palsu)
- At-Tanbih ‘Ala Huduts at-Tash-hif karya Hamzah al-Ashfihani, hal.33
- Al-Asrar, 133
- Mizan al-I’tidal, I:530 dan IV:455
- Al-Mawdhu’at, III:58
- Al-La’ali, II:272
- Tanzih asy-Syari’ah, II:270
- Al-Fawa’id karya asy-Syaukani, hal.194
(Lihat buku rujukan kita, ad-Durar al-Muntatsirah Fi al-Ahadits al-Masyhurah karya Imam as-Suyuthi, hal.101, nomor 164)
Komentar Terhadap Hadits
Peneliti (Penahqiq) buku rujukan di atas (ad-Durar al-Muntsirah), Syaikh Muhammad Luthfi ash-Shabbagh berkata, Kualitas hadits ini adalah MAWDHU’ (PALSU) . Lihat rujukan-rujukan berikut:
- al-Maqashid al-Hasanah, hal.153
- Tamyiz al-Khabits, hal.55
- Kasyf al-Khafa’, I:299
- Al-Kamil karya Ibn ‘Adiy, VII:2604
- Tarikh Baghdad, XI:251 dengan lafazh, “…..Fa Innahu Mubarak”
- Dha’if al-Jami’ ash-Shaghir, 2411, ia (Syaikh al-Albani) berkata, “Maudhu’ (Palsu)
- At-Tanbih ‘Ala Huduts at-Tash-hif karya Hamzah al-Ashfihani, hal.33
- Al-Asrar, 133
- Mizan al-I’tidal, I:530 dan IV:455
- Al-Mawdhu’at, III:58
- Al-La’ali, II:272
- Tanzih asy-Syari’ah, II:270
- Al-Fawa’id karya asy-Syaukani, hal.194